Dua Mata
Cerpen Terbaru

Pena yang Merindukan Kertas

Di laci kayu yang berdebu, tergeletak sebuah pena hitam. Badannya mulai kusam, ujungnya agak tumpul, dan tutupnya sudah retak di sisi kanan.
Namanya Lira.

Dulu, Lira adalah pena kesayangan seorang guru bernama Pak Darto. Setiap pagi, Lira menari di atas kertas: menulis absen, menandai tugas, menulis nilai, bahkan menulis surat izin untuk murid yang sakit.

Lira merasa hidup setiap kali tinta mengalir dari tubuhnya. Setiap huruf yang ia bentuk seolah menjadi bagian dari hidup seseorang.

Namun waktu berjalan.
Pak Darto kini lebih sering mengetik di laptop. Surat izin diganti pesan di grup WhatsApp, nilai murid diisi lewat aplikasi.

Lira pun terlupakan.
Ia tetap terbaring di laci, mendengar suara ketikan tuts yang cepat, dan merasa tak lagi dibutuhkan.

Suatu malam, saat lampu ruang guru padam, Lira berbisik lirih pada penghapus di sampingnya.

“Dulu aku merasa berarti. Sekarang aku hanya jadi benda tua yang menunggu kering.”

Penghapus menatapnya dengan lembut. “Mungkin kau hanya berhenti dipakai, bukan berhenti berguna.”
“Tapi apa bedanya?” tanya Lira getir.
“Kadang, arti kita baru terasa ketika orang sadar apa jadinya tanpa kita.”

Beberapa minggu kemudian, laptop Pak Darto tiba-tiba rusak.
Tepat di hari ujian akhir. Semua nilai yang tersimpan hilang. Panik, ia membuka laci, mencari-cari sesuatu untuk mencatat ulang hasil ujian para murid.
Dan di sanalah Lira ditemukan kembali.
Masih bisa menulis, meski tintanya tak sepekat dulu.

Hari itu, Lira kembali menari di atas kertas. Menulis angka-angka, nama-nama, dan catatan-catatan kecil yang sederhana.

Setiap goresan membuatnya hangat, meski tangannya terasa lelah. Ia sadar, yang ia rindukan bukanlah kemuliaan, tapi kebermanfaatan.

Saat sore tiba, Pak Darto tersenyum melihat halaman penuh tulisan tangannya. Ia menatap Lira dan bergumam pelan,

“Pena tua, kau tetap yang paling bisa diandalkan.”

Lira tak menjawab. Ia hanya diam, bahagia dalam sunyi.
Sebab kini ia tahu, dihargai bukan berarti disimpan, tapi digunakan dengan kepercayaan.

Related posts

Kunjungi Posyandu Desa Pajambon, Bunda Ela Akrab dengan Anak-Anak dan Kader PKK

Redaksi

Bunda Ela, Hadir dengan Ketulusan

Redaksi

Jawa Barat Terdepan! Serapan APBD Tertinggi di Indonesia, Investasi Melonjak Rp218 Triliun

Redaksi

Leave a Comment

This message appears for Admin Users only:
Please fill the Instagram Access Token. You can get Instagram Access Token by go to this page