Dua Mata
Kilas Pendidikan Terbaru

Bunda Ela Helayati Bekali Mojang Jajaka 2025, Etika yang Memancar dari Dalam Diri

KUNINGAN —Suasana hangat tercipta di salah satu ruang pertemuan Hotel Jehan, Kuningan, saat Hj. Ela Helayati, S.Sos., Ketua TP PKK Kabupaten Kuningan, duduk melingkar bersama para calon Mojang Jajaka 2025. Bukan seperti seminar formal, pertemuan itu berubah menjadi diskusi penuh keakraban, tawa ringan, dan percakapan yang membumi.

Bunda Ela, begitu mereka memanggilnya—tidak berdiri di podium. Ia memilih duduk sejajar, menatap satu per satu wajah para finalis. “Saya ingin kalian nyaman. Mojang Jajaka itu bukan hanya tampil di panggung, tapi hadir sebagai pribadi yang punya etika dan karakter,” ujarnya membuka percakapan.

Dalam suasana santai, Bunda Ela mengajak para peserta merenungkan kembali makna menjadi wakil budaya Kuningan. Ia menekankan bahwa kecantikan dan ketampanan bukanlah modal utama.

“Wajah bisa memikat, tapi kepribadian yang beretika akan membuatmu dihormati,” tuturnya disambut anggukan antusias.

Beberapa Mojang tersenyum ketika Bunda Ela menyinggung soal bahasa tubuh, cara bicara, dan pentingnya menjaga citra di media sosial. Ada pula Jajaka yang tertawa kecil saat beliau mencontohkan gaya salam yang terlalu kaku.

Di tengah perbincangan, Bunda Ela mengangkat filosofi Sunda sebagai pondasi karakter: Someah Hade Ka Semah, Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh

“Mojang Jajaka itu bukan simbol untuk difoto, tapi cermin nilai budaya. Ramah, santun, rendah hati, dan punya rasa hormat pada siapa pun,” ucapnya.

Ia juga menceritakan beberapa pengalaman ketika mendampingi tamu dari luar daerah. Para finalis menyimak serius, terutama saat beliau mencontohkan cara menyambut tamu dengan bahasa dan gestur yang tepat.

“Di dunia nyata kalian tersenyum, tapi kalau di medsos suka nyinyir atau ngomong kasar, citranya rusak. Mojang Jajaka harus punya kelas di dunia nyata dan dunia maya,” katanya, membuat beberapa peserta saling melirik sambil tertawa kecil.

Ia kemudian membahas lima pilar etika yang wajib dijaga: Sopan dalam sikap, Santun dalam tutur kata, Percaya diri tanpa sombong, Penampilan yang rapi dan sesuai budaya, Menghormati perbedaan.

Bukan hanya menyampaikan materi, Bunda Ela membuka ruang tanya-jawab. Salah satu peserta bertanya tentang rasa gugup berbicara di depan pejabat.

Beliau menjawab lembut, “Gugup itu wajar. Yang penting kalian hadir dengan empati, bukan gengsi.”

Ia juga menekankan pentingnya kecerdasan emosional. “Jangan bereaksi berlebihan saat ditegur atau dikritik. Orang yang dewasa itu bukan yang tak pernah salah, tapi yang bisa mengelola diri.”
Bunda Ela mengingatkan bahwa Mojang Jajaka adalah ikon daerah, bukan pencari sensasi.

“Kalian tidak hanya mewakili diri sendiri, tapi nama Kuningan. Keanggunan kalian harus terlihat dari tutur kata, sikap, dan akhlak.”

Menjelang akhir sesi, beliau menatap seluruh peserta dan menutup dengan pesan yang menyentuh:

“Jadilah pribadi yang memancarkan kebanggaan, bukan hanya penampilan. Karena Mojang Jajaka adalah wajah Kuningan hari ini dan esok.”

Pertemuan itu ditutup tanpa tepuk tangan seremonial. Sebaliknya, beberapa peserta mendekat, berdialog kecil, bahkan meminta arahan personal. Suasananya lebih menyerupai obrolan keluarga daripada pelatihan seleksi ajang prestise. Dan di situlah letak kekuatannya: kehangatan, kedekatan, dan keteladanan yang tidak dibuat-buat.

Related posts

Jalan Kaki Menyusuri Cimara, Bunda Ela Bawa Kursi Roda dan Doa untuk Warga Sakit

Redaksi

Kehadiran yang Membawa Harapan

Redaksi

Video Jadi Media Favorit, Diskominfo Jabar Dorong Humas Pemerintah Lebih Kreatif

Redaksi

Leave a Comment

This message appears for Admin Users only:
Please fill the Instagram Access Token. You can get Instagram Access Token by go to this page