BANDUNG – Suara mesin ekskavator berpadu dengan deru perahu pengangkut sampah di Oxbow Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat (31/10/2025). Di bawah terik matahari, ratusan orang tampak bahu-membahu: prajurit, petugas pemerintah, komunitas, hingga pelajar, semua bergotong royong membersihkan tumpukan sampah yang menutupi aliran air.
Inilah wujud nyata kolaborasi lintas sektor yang digerakkan oleh Satgas Citarum Harum bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemkab Bandung, aparat kewilayahan, dan masyarakat sekitar. Dalam waktu satu hari, bertruk-truk sampah berhasil diangkut dari kawasan tersebut.
Kini, Oxbow Bojongsoang yang semula tertutup sampah, kembali bersih. Air sungai pun mengalir lancar, memantulkan warna biru langit yang sempat lama tak terlihat.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kosasih menegaskan, masalah sampah masih menjadi tantangan berulang dalam penanganan Sungai Citarum. Ia mengingatkan masyarakat bahwa kebersihan sungai bukan hanya tugas pemerintah atau satgas, tapi tanggung jawab bersama.
“Kalau kita peduli terhadap lingkungan, saya rasa seharusnya tidak ada sampah di sungai,” ujarnya tegas.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih menilai, akar persoalan sampah ada pada kebiasaan rumah tangga yang belum terbiasa memilah dan mengolah sampah sejak dari sumbernya.
“Pemilahan dan pengolahan sampah, khususnya organik, harus diselesaikan di rumah tangga. Sampah organik bisa dijadikan pupuk atau kompos, sedangkan yang anorganik bisa dikelola bersama bank sampah,” jelasnya.
Langkah sederhana itu, kata Ai Saadiyah, bila dilakukan secara kolektif, akan memberi dampak besar bagi keberlanjutan lingkungan.
Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen TNI (Purn.) Dedi Kusnadi Thamim menambahkan, kegiatan pembersihan seperti ini juga menjadi ruang edukasi publik. Masyarakat diajak melihat langsung konsekuensi nyata dari kebiasaan membuang sampah ke sungai.
“Dengan edukasi yang intens, masyarakat bisa menjadi garda terdepan menjaga kebersihan sungai,” ucapnya.
Kesadaran itu mulai tumbuh di kalangan muda. Salah satunya dirasakan oleh Eva Maryani, siswi SMK Negeri 6 Baleendah, yang ikut turun tangan membersihkan sampah.
“Sampah kecil yang dibuang ke sungai ternyata dampaknya besar sekali. Sekarang saya sadar, buang satu bungkus plastik pun bisa bikin banjir,” kata Eva.
Pembersihan Oxbow Bojongsoang bukan hanya menyingkirkan tumpukan sampah, tetapi juga menumbuhkan semangat baru untuk menjaga Citarum tetap harum.
Sungai yang dulunya disebut salah satu tercemar di dunia itu kini perlahan berubah menjadi simbol kebangkitan—berkat kolaborasi, edukasi, dan kepedulian bersama. Karena menjaga sungai bukan sekadar membersihkan airnya, tapi membersihkan kebiasaan buruk yang mengotori kesadaran kita sendiri.
Sumber : https://www.jabarprov.go.id/
